Kembang DesaPemerintahanPotensi

Pemdes Ngoro Penuhi Gizi Warga dengan Budidayakan Ayam Petelur

×

Pemdes Ngoro Penuhi Gizi Warga dengan Budidayakan Ayam Petelur

Sebarkan artikel ini
far kembang desa ngoro 5
LAYAK KONSUMSI: Budidaya ayam petelur yang dirintis Pemerintah Desa Ngoro terus berkembang seiring banyaknya permintaan.

KembangDesa.id – SEBAGAI kawasan agraris, Pemerintah Desa Ngoro, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto terus memanfaatkan sumber daya alam desa untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.

Salah satunya dengan menyulap tanah kas desa (TKD) sebagai tempat pembudidayaan ayam petelur.

Dipilihnya budidaya ayam tersebut agar masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan telur sebagai komoditas pangan utama, sehingga kebutuhan gizi masyarakat tercukupi.

Meski baru berjalan tiga bulan, namun ratusan ayam yang diternakkan telah mampu menghasilkan telur-telur yang layak konsumsi.

Dengan teknik pemberian pakan dan suplemen yang rutin, 400 ekor ayam cokelat ini mampu menghasilkan ratusan butir telur setiap harinya.

Bahkan, jumlahnya kian meningkat, mulai dari 10 kilogram (kg) hingga 20 kg per hari.

’’Mulai berjalan Januari kemarin. kami manfaatkan TKD sawah untuk kandang agar pemeliharaan dan perawatan ayam berjalan maksimal,’’ ungkap Kepala Desa Ngoro, Suryo Prihatono.

Untuk pemasaran telur, pemerintah desa yang bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk sementara memprioritaskan pembelian khusus untuk masyarakat desa Ngoro.

Harga jual yang ditawarkan juga lebih rendah dari harga eceran tertinggi (HET) di pasar, yakni Rp 25 ribu per kg.

Dengan prioritas tersebut, maka kebutuhan gizi masyarakat dapat tercukupi.

’’Sekarang ini malah setiap panen sudah banyak warga yang antre beli telur. Sementara ini kami batasi setiap orang bisa membeli telur maksimal 2 kg,’’ imbuhnya.

Suryo juga berharap, program ketahanan pangan ini kedepan bisa lebih berkembang.

Bahkan, dia menarget dalam setahun kedepan, telur yang dihasilkan bisa mencapai 40 kg per hari.

Untuk merealisasikannya, pemdes akan mencarikan modal usaha baik dengan cara kerja sama dengan perusahaan pakan ayam dan pengepul telur.

Dengan begitu, maka ketersediaan dan omzet telur beriringan terus mengalir. ’’Bisa nanti kerja sama dengan swasta. Karena dilihat dari hasilnya, budidaya ayam petelur ini masih bisa dikembangkan lebih besar lagi,’’ pungkasnya. (far/fen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *