PemerintahanKembang DesaPotensi

Desa Mojowiryo, Kecamatan Kemlagi, Penuhi Kebutuhan Gizi Warga lewat Budi Daya Ikan Nila

×

Desa Mojowiryo, Kecamatan Kemlagi, Penuhi Kebutuhan Gizi Warga lewat Budi Daya Ikan Nila

Sebarkan artikel ini
far kembang desa
PENUHI GIZI: Balai Desa Mojowiryo, Kecamatan Kemlagi, akan dimanfaatkan untuk budi daya ikan nila tahun ini.

KembangDesa.id – Penanganan stunting menjadi fokus utama Pemerintah Desa (Pemdes) Mojowiryo, Kecamatan Kemlagi.

Salah satu upayanya adalah dengan membudidyakan ikan nila yang akan dikonsumsi 1.661 warga desa.

Utamanya, bagi anak balita usia 0-6 tahun agar mendapat asupan gizi seimbang.

Lahan seluas 5.000 meter persegi di area balai desa tengah disiapkan untuk pembuatan kolam ikan.

Anggaran senilai Rp 98 juta dari dana desa (DD) juga telah dialokasikan untuk menyukseskan budi daya ikan tahun ini.

Dipilihnya ikan nila karena memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan anak.

Mulai dari omega 3, protein, hingga natrium yang dapat mencerdaskan otak dan tulang.

Selain itu, ikan omnivora ini juga tumbuh dengan cepat, sehingga dapat dipanen empat bulan sekali.

’’Kami manfaatkan lahan di sekitar area balai desa untuk pembuatan kolam dan budi daya ikan nila. Tujuannya, untuk ketahanan pangan demi mencegah stunting,’’ ungkap Kepala Desa Mojowiryo Taufik Abbas kemarin.

Program ketahanan pangan ini diakui Abbas dilatarbelakangi adanya temuan salah satu anak balita di Desa Mojowiryo yang teridentifikasi mengalami stunting atau gizi buruk tahun lalu.

Oleh Pemkab Mojokerto, lantas disarankan agar pemdes menyusun program pencegahan stunting dengan gerakan makan makanan bergizi.

Saran tersebut lantas dibahas bersama BPD dan tokoh masyarakat agar direalisasikan tahun ini.

’’Amanat dari penggunaan dana desa adalah pencegahan stunting. Kebetulan desa kami sudah membahasnya bersama tokoh masyarakat, dan disepakati ada anggaran Rp 98 juta untuk budi daya ikan nila,’’ tandasnya.

Dalam realisasinya nanti, hasil panen ikan nila akan dibagikan secara gratis kepada warga di tahun pertama budi daya.

Setelah itu, hasil budi daya akan dijual murah agar bisa dikonsumsi secara rutin oleh warga.

Dengan cara itu, diharapkan kebutuhan pangan warga tercukupi dan tidak ditemukan lagi balita menderita stunting.

’’Ikan nila kan tidak banyak perawatan dan hasilnya melimpah. Kami berharap kebutuhan pangan dan gizi warga terpenuhi sampai beberapa tahun ke depan,’’ pungkasnya. (far/ris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *