Potensi

Pemdes Pandankrajan di Mojokerto Ini Berhasil Kembangkan Usaha Camilan Hasil Pertanian Warga

×

Pemdes Pandankrajan di Mojokerto Ini Berhasil Kembangkan Usaha Camilan Hasil Pertanian Warga

Sebarkan artikel ini
far kelana desa pandankrajan
BERNILAI EKONOMI: Jumani, warga Desa Pendankrajan, Kecamatan Kemlagi menunjukkan emping jagung hasil olahannya yang layak jual.

KembangDesa.id – Tidak semua orang mampu memanfaatkan hasil pertaniannya menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

Namun bagi warga Desa Pandankrajan, Kecamatan Kemlagi, jagung kering justru mampu mereka sulap menjadi produk makanan ringan layak jual.

Dibantu pemerintah desa (pemdes) setempat, camilan emping jagung dan tortila chip produk Desa Pandankrajan kini telah menembus pasar luar kota.

Kepala Desa Pandankrajan, Syafi’an mengatakan, usaha produksi emping jagung dan tortila chip telah berjalan sejak 2010.

Bermula dari program pendampingan LPP NU Kabupaten Mojokerto, 10 warga yang semula petani hutan, kini telah beralih menjadi produsen makanan ringan layak jual.

’’Semula para warga ini adalah petani jagung. Karena nilai jualnya rendah, maka dilatih untuk memproduksi jagung kering pipil menjadi camilan. Alhamdulillah, hasilnya bisa menambah pendapatan keluarga,’’ tandasnya.

Dalam sehari, setiap warga bisa memproduksi hingga 5 kilogram (kg) emping jagung yang dikemas dalam satuan 200 gram.

Untuk satu kemasan emping, bisa dijual seharga Rp 10 ribu.

Sementara tortila chip, bisa menghasilkan hingga 10 kg dengan kemasan 100 gram dengan nilai jual Rp 12 ribu per bungkus.

Dari hasil itu, setiap warga bisa meraih omzet hingga Rp 500 ribu perhari.

’’Kalau menjelang lebaran, produksi emping jagung dan tortila bisa naik sampai 200 persen dari hari biasa,’’ tandasnya.

Nah, untuk memaksimalkan produksi, Pemdes Pandankrajan turut membantu memasarkan hasil usaha warga.

Yakni dengan mengikutsertakan produk emping dan tortila di setiap pameran perdagangan.

Termasuk juga memasukkan produk ke toko-toko camilan atau pusat oleh-oleh di luar kota, seperti di Kota Malang, Batu, hingga Surabaya.

Dengan cara itu, maka usaha penghasilan warga juga ikut bertambah.

’’Kami ikut membantu pemasaran sampai ke luar kota dan di beberapa toko di wilayah kemlagi. Paling banyak permintaan justru dari Malang, karena menjadi jujugan wisatawan,’’ pungkasnya. (far/fen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *