Kembang Desa

Kawasan Sampah di Desa Kabupaten Mojokerto Ini Disulap Jadi Ladang Cuan

×

Kawasan Sampah di Desa Kabupaten Mojokerto Ini Disulap Jadi Ladang Cuan

Sebarkan artikel ini
OCE KELANA DESA 3
DIKEMBANGKAN: Kepala Desa Kedungmaling, Edy Prabowo meninjau kawasan TPS3R Senyum yang bakal dijadikan ladang pemberdayaan ekonomi bagi warga setempat.

KEMBANGDESA.ID – Kawasan sampah di Desa Kedungmaling, Kecamatan Sooko bakal dimanfaatkan menjadi ladang ekonomi bagi warga.

Itu setelah Pemdes setempat fokus mengembangkan area tersebut melalui pemanfaatan TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle).

Kepala Desa Kedungmaling, Edy Prabowo mengatakan pihaknya berkomitmen akan mengembangkan TPS3R menjadi kawasan ekonomi.

Untuk mewujudkannya, operasionalisasi TPS3R Senyum (Sehat, Nyaman dan Menghasilkan) dilengkapi dengan mesin konveyor pencacah sampah berkapasitas 20 ton.

Mesin tersebut dapat menanggulangi sampah di Desa Kedungmaling yang berpenduduk sekitar 7.660 jiwa.

’’Operasional TPS3R Senyum ini akan dilaksanakan berkesinambungan,’’ katanya.

Dijabarkannya, dari TPS3R ini ada lima hasil pengolahan sampah bernilai ekonomi yang dapat dihasilkan.

Di antaranya sampah non organik yang dapat dijual, produk kompos dari hasil pengolahan sampah organik, budi daya maggot, kolam ikan yang memanfaatkan budi daya maggot, serta kebun demplot tanaman hias dari kompos dan ternak unggas produktif.

’’Kita inginnya adalah benar-benar kawasan ekonomi, bukan kawasan sampah yang diolah dari manajemen TPS3R Senyum. Jadi, tidak hanya bermanfaat untuk lingkungan Desa Kedungmaling, namun juga dapat menciptakan peluang kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat,’’ katanya.

Edy menuturkan, operasional TPS3R kini masih dalam tahap uji coba selama tiga bulan sebelum dimanfaatkan mengangkut sampah dari permukiman masyarakat.

Sedangkan, TPS3R sudah mulai dioperasikan sejak 1 Agustus 2023 lalu.

’’Kita menyebutnya masih trial selama tiga bulan, nanti ada petugas TPS3R yang mengambil sampah dari rumah-rumah warga,’’ bebernya.

Operasional dan manajemen TPS3R ini, lanjutnya, merupakan hasil kerja sama antara Pemdes dengan pihak ketiga yang menyediakan mesin konveyor pencacah sampah.

Sedikitnya, ada 11 pekerja yang bertugas memilah dan memproses sampah di TPS3R tersebut. Sedang anggaran operasional TPS3R, saat ini masih ditanggung oleh pihak rekanan.

’’Untuk biaya operasional TPS3R seluruhnya dalam sebulan itu sekitar Rp 25 juta. Menggunakan dana talangan dan ditanggung oleh pihak ketiga, nanti jika sudah jalan jasa kelola sampah dari masyarakat maka biaya operasional akan ditangani oleh manajemen TPS3R,’’ ungkap Edy.

Selama masa uji coba, Edy menyebut TPS3R telah memproses sampah dari jasa swasta pengelola sampah rumah tangga di Desa Kedungmaling dan sekitarnya.

Bahkan, TPS3R Senyum juga mengelola sampah dari rest area jalan tol Yogyakarta- Surabaya.

’’Untuk sekarang, sampah yang dikelola di TPS3R Kedungmaling sekitar 1 ton per hari,’’ tambahnya.

Pihaknya saat ini masih menyusun peraturan desa terkait operasional TPS3R, termasuk iuran kelola sampah dari masyarakat.

Hasil iuran kelola sampah dari masyarakat, nantinya untuk biaya operasional TPS3R sekaligus menjadi PAD Desa Kedungmaling.

’’Kita masih menyiapkan perdes nantinya ada iuran sampah, termasuk aturan sanksi membuang sampah sembarangan. Rencana setiap rumah dikenakan Rp 20-25 ribu, menyesuaikan dari sampah yang diangkut. Tentunya iuran akan berbeda misalnya rumah makan, tempat usaha, pondok pesantren dan lainnya,’’ pungkas dia. (oce/fen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *