Kembang DesaPotensiWisata

Hanya di Desa Trawas, Mojokerto Ini yang Sulap TPS3R Jadi Wisata

×

Hanya di Desa Trawas, Mojokerto Ini yang Sulap TPS3R Jadi Wisata

Sebarkan artikel ini
oce kelana desa 5
INOVASI: Petugas TPS3R Desa Trawas mengolah sampah organik dari masyarakat menjadi pupuk kompos. Sedianya, pemdes setempat bakal menyulap kawasan tersebut menjadi wisata edukasi.

KEMBANG DESA, ID – Siapa sangka, tempat pembuangan sampah yang umumnya bau dan kotor bisa menjadi tempat menarik dan membawa keberkahan bagi masyarakat.

Selain mengolah sampah, TPS3R Desa Trawas juga bakal dikembangkan oleh pemdes setempat sebagai wisata edukasi.

Pembangunan TPS3R Desa Trawas sudah berlangsung sejak Januari 2022.

Sedang, kegiatan operasionalnya dilakukan November 2022.

Kepala Desa Trawas Wulyono mengatakan, operasionalisasi TPS3R di Desa Trawas membantu keberlangsungan hidup masyarakat dalam penanganan limbah.

’’Alhamdulillah, tahun ini kami berhasil meraih Juara 3 tingkat Provinsi untuk kategori daerah dengan pengelola sektor persampahan terbaik berkat adanya TPS3R ini,’’ katanya.

Wulyono memaparkan, sejauh ini pengolahan sampah organik di TPS3R Desa Trawas dimanfaatkan untuk produksi pupuk kompos.

Yang mana, hasil penjualan pupuk kompos ini menjadi peluang ekonomi bagi pendapatan desa.

’’Sejak beroperasinya TPS3R ini, kurang lebih kami berhasil memproduksi 15 ton pupuk kompos yang dibuat dari sampah organik masyarakat,’’ bebernya.

BUMDes pun berhasil memasarkan pupuk kompos ke Dinas Pangan dan Perikananan Kabupaten Blitar sebanyak 4 ton.

Pupuk kompos produksi TPS3R Desa Trawas juga kerap dibeli oleh petani lokal.

’’Sampai saat ini, kami masih butuh pemasaran lebih luas lagi untuk produk pupuk komposnya. Hasil penjualan pupuk kompos ini juga masuk ke kas desa yang bisa digunakan untuk pembangunan sarana desa lainnya,’’ ulas Wulyono.

Selain memproduksi pupuk kompos, TPS3R Desa Trawas juga memproduksi pakan ternak.

Potensi pakan ternak dari sampah organik rumah tangga, menurutnya menjadi inovasi dalam hal pengolahan sampah organik.

’’Jumlah sampah organik yang diambil mencapai 1 ton setiap hari. Kami menangkap peluang ini perlu dijadikan terobosan dalam menanggulangi pakan ternak yang mahal,’’ tuturnya.

Untuk mendukung usaha pengolahan sampah, sosialisasi di tengah masyarakat desa dengan tiga dusun ini terus dilaksanakan.

Misalnya, dengan menggandeng ibu-ibu PKK.

Harapannya, bisa membangkitkan kesadaran masyarakat untuk berperan aktif dan tidak lagi membuang sampah sembarangan.

Pemdes setempat juga berencana menyulapkan kawasan pengolahan sampah itu menjadi wisata edukasi.

Baik untuk tempat edukasi anak-anak sekolah hingga masyarakat umum.

’’Ini masih merancang kedepannya. Insyaallah, tahun depan mulai kami rintis menjadi media pembelajaran bagi entitas ataupun komunitas yang ingin belajar dan mendapatkan pengetahuan mengenai pengelolaan sampah,’’ pungkas dia. (oce/fen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *