Kembang Desa

Desa di Kecamatan Dawarblandong Ini Punya Gudang dan Mesin Pengering Bahan Pangan

×

Desa di Kecamatan Dawarblandong Ini Punya Gudang dan Mesin Pengering Bahan Pangan

Sebarkan artikel ini
far kelana desa suru 2 scaled
DIKELOLA SENDIRI: Tanah kas desa yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan gudang dan mesin pengering hasil panen petani Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong.

KEMBANGDESA, ID – Berada di kawasan hutan produktif, Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong terus mengembangkan program ketahanan pangan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakatnya.

Salah satunya dengan membangun gudang pengeringan untuk meningkatkan kualitas hasil panen bagi 1.257 petani desa setempat.

Dikelola secara profesional oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), gudang dan mesin bed dryer nantinya diharapkan bisa menjadi solusi atas kendala distribusi komoditas pangan ke pasaran.

Utamanya ketika musim penghujan tiba.

Di mana, petani kerap dihadapkan dengan ancaman hasil panen yang rusak atau membusuk akibat minimnya pengelolaan pasca panen yang terintegrasi.

Setelah dimitigasi lewat Musyawarah rencana pembangunan desa (musrenbangdes) awal tahun lalu, disepakati bersama untuk membuat gudang dan pengadaan mesin pengering komoditas pangan.

Dengan memanfaatkan 200 meter persegi tanah kas desa (TKD) sebagai lahan gudang.

Dan mengalokasikan 20 persen anggaran desa senilai Rp 200 juta untuk modal pembangunan.

’’Hasil kesepakatan dari musrenbangdes, kami akan membangun gudang dan mendatangkan mesin bed dryer untuk memfasilitasi warga, khususnya petani agar bisa mengelola hasil panen agar harga jualnya tinggi. Terutama saat musim penghujan yang selalu terkendala tidak adanya tempat pengeringan yang memadai. Sehingga banyak gabah padi dan jagung yang busuk sebelum bisa dijual,’’ ujar Kades Suru, Suyono kemarin.

Sesuai rancangan, gudang dan mesin bed dryer nantinya bisa menampung hingga 6 ton gabah padi atau jagung yang bisa dikeringkan.

Proses pengeringan berlangsung lebih cepat dari proses manual, yakni hanya 10 sampai 12 jam saja.

Pun demikian biaya jasa pengeringan, petani atau masyarakat desa setempat cukup merogoh kocek separo dari biaya pengeringan di luar desa, yakni Rp 300 ribu per ton.

’’Kalau mengeringkan di luar wilayah desa kami, biasanya warga bisa dikenakan beban pengeluaran sampai Rp 600 ribu per ton, belum termasuk ongkos angkutnya. Nah, dengan mesin dan gudang yang dikelola sendiri, biayanya bisa ditekan,’’ tambahnya.

Jika tidak ada halangan, pembangunan gudang akan dimulai bulan ini.

Jika sudah terbangun, maka akan bisa beroperasi awal tahun 2024.

Atau bertepatan dengan tingginya curah hujan sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang berlangsung akan dimulai pada November 2023.

’Semoga secepatnya bisa dibangun. Atau paling lama awal tahun sudah bisa beroperasi,’’ pungkasnya. (far/ron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *