Kembang DesaPotensi

Desa di Dawarblandong, Mojokerto Ini Berdayakan UMKM dan Kembangkan Wisata

×

Desa di Dawarblandong, Mojokerto Ini Berdayakan UMKM dan Kembangkan Wisata

Sebarkan artikel ini
fan dari kiri Pak Camat Kades Pucuk Bu Camat pelaku UMKM 1 scaled
KAYA INOVASI: Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong terus bergerak mengoptimalkan UMKM lewat pemberdayaan masyarakat dalam memproduksi produk olahan kuliner.

KEMBANGDESA, ID – Optimalisasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) jadi salah satu program unggulan Pemerintah Desa Pucuk, Kecamatan Dawarblandong. Upaya ini juga persiapan untuk merintis desa wisata.

Desa dengan lima dusun ini terkenal hasil komoditas cabai.

Kesempatan itu menjadi gerbang masyarakat desa untuk mendongkrak ekonomi lewat pemasaran produk olahan.

’’Mulai 2021, kelompok tani di Dusun Wotgaru mulai mengembangkan olahan cabai. Bisa dijadikan bubuk cabai atau sambal. Ini juga menjadi alternatif pendapatan ekonomi masyarakat, jika sewaktu-waktu harga jual cabai menurun,’’ kata Kepala Desa Pucuk Nanang Sudarmawan.

Semenjak itu pula, empat dusun lainnya juga mulai aktif memproduksi hasil panen menjadi produk kuliner olahan.

Bahkan, selain cabai saat ini Desa Pucuk juga memiliki sejumlah produk unggulan lainnya.

Seperti, stik daun kelor, stik lele, bubuk jahe kemasan, keripik pisang dan talas, serta minuman jamu beras kencur dan kunyit asem.

’’Ini menjadi semangat masyarakat untuk menggerakkan sektor perekonomian juga. Kalau yang dulunya hanya ditangani oleh kelompok tani, sekarang semua masyarakat sudah mulai ikut membuat produk olahan dari hasil panen yang ada,’’ terang dia.

Tak hanya berfokus di pemberdayaan UMKM, infrastruktur juga menjadi perhatian penting bagi pemdes.

Saat ini, jalan usaha tani di Desa Pucuk mayoritas sudah memiliki akses yang bagus.

’’Karena setiap tahun Dana Desa (DD) kami anggarkan prioritas untuk infrastruktur dulu,’’ sebutnya.

Pihaknya berencana bakal merintis Desa Pucuk menjadi desa wisata.

Itu dengan memanfaatkan tanah kas desa (TKD) seluas 5 hektare sebagai ikon wisata.

Sedianya, wisata yang akan dibangun berupa wisata edukasi pertanian.

’’Nantinya, kami tekankan tentang sistem pengairan menjadi inovasi. Sehingga, bisa jadi wawasan bagi masyarakat. Semoga upaya pengembangan wisata ini bisa terealisasi secepatnya,’’ pungkas Nanang. (oce/fen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *