PemerintahanGaya HidupKembang Desa

Kader Posyandu Desa di Mojokerto Ini Dilatih Pelayanan Berbasis Online

×

Kader Posyandu Desa di Mojokerto Ini Dilatih Pelayanan Berbasis Online

Sebarkan artikel ini
far kelana desa tangunan 2
EFEKTIF: Puluhan kader posyandu Desa Tangunan, Kecamatan Puri dilatih dengan pelayanan berbasis online untuk memenuhi kesehatan dasar masyarakat.

KembangDesa.id – Perkembangan dunia maya turut mempengaruhi efektifitas kinerja sebuah lembaga.

Termasuk Pos Pelayanan Terpadu (posyandu) Desa Tangunan, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto yang kini mulai menerapkan pencatatan dan pelaporan kesehatan masyarakat berbasis online.

Bahkan, 24 kader kini telah dilatih penggunaan perangkat digital sebagai media informasi dan pemantauan perkembangan kesehatan mulai dari remaja, balita, hingga lansia.

Ketua tim penggerak PKK Desa Tangunan, Hanik Masna Mujio Wahono mengatakan, pelatihan yang digelar dua kali dalam setahun ini ditujukan untuk mempermudah pemantauan kesehatan warga.

Di mana, peralihan dari manual ke digital dirasa sangat membantu dalam menyampaikan perkembangan kondisi kesehatan warga ke Dinas Kesehatan (dinkes).

Cara ini sekaligus sebagai bentuk peralihan dan pengembangan Posyandu menuju ILP (integrasi layanan primer).

’’Dari tiga posyandu yang sudah bergerak, kader-kadernya sudah kami latih dengan pelayanan berbasis online. Tidak hanya pelaporan dan pencatatan, pemantauan kesehatan dasar, penimbangan, konsultasi, hingga pemenuhan gizi juga dilaksanakan secara digital,’’ ujarnya.

Meski berbasis digital, Hanik juga berharap kepada kader agar mengedepankan pelayanan prima dan efektif.

Khususnya bagi bayi dan balita, remaja, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui, pasangan usia subur, hingga lansia agar mendapat perhatian lebih.

Dengan begitu, maka masyarakat bisa terpenuhi dan memperoleh pelayanan kesehatan dasarnya.

’’Kami berharap kesehatan masyarakat bisa terjamin. Sehingga tidak ada lagi warga yang terlantar atau kesehatannya terganggu,’’ tandasnya.

Hanik juga akan terus menambah kapasitas dan kualitas kader dengan pelatihan-pelatihan yang lebih efektif lagi.

Seperti Bina Keluarga Balita (BKB), Tanaman Obat Keluarga (TOGA), hingga Bina Keluarga Lansia (BKL).

Termasuk juga penyaluran makanan tambahan agar tidak ada masyarakat yang mengalami stunting atau terganggu fisiknya. (far/fen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *