Kembang Desa

Pembangunan JUT di Desa Mojodowo Mojokerto Ini Bakal Dukung Keberlanjutan Pertanian

×

Pembangunan JUT di Desa Mojodowo Mojokerto Ini Bakal Dukung Keberlanjutan Pertanian

Sebarkan artikel ini
fan kelana desa mojo dowo
MULUS: Pembangunan infrastruktur JUT menjadi salah satu prioritas Pemdes Mojodowo untuk mensuport keberlanjutan dan produktivitas pangan di desa.

KEMBANGDESA, ID – Ketahanan pangan menjadi salah satu fokus Pemerintah Desa Mojodowo, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.

Tak urung pembangunan infrastruktur jalan usaha tani (JUT) masih tetap menjadi salah satu prioritas untuk mensupport keberlanjutan dan produktivitas pangan di desa.

Kepala Desa Mojodowo Imam Mahmudi, mengatakan, pembangunan infrastruktur jalan raya tetap menjadi prioritas pemdes.

Selain sudah menjadi kebutuhan masyarakat, dengan akses yang mulus dipastikan akan memberikan multiefek terhadap kesejahteraan warganya.

’’Kalau infrastruktur jalan bagus kan pengaruhnya ke peningkatan ekonomi warga,’’ ungkapnya.

Benar saja, sejak menjabat 2019, sejumlah perbaikan ruas jalan terus digeber.

Sinergitas yang apik dengan pemerintah Kabupaten Mojokerto membuat ruas jalan poros berikut jembatan penghubungan antardesa tuntas dibeton pada 2022.

Kondisi ini tentu kian memudahkan aktivitas sehari-hari dan memperlancar roda perekonomian masyarakat.

’’Selain jalan poros, ada lima ruas jalan usaha tani juga yang tahun ini kita perbaiki dengan total panjang 569 meter,’’ paparnya.

Rinciannya, dua ruas di antaranya sudah selesai dengan panjang 179 meter dan satu proses pengecoran dengan panjang 101 meter.

Sedangkan dua ruas lagi menunggu realisasi diperubahan anggaran keuangan (PAK) dengan masing-masing panjang 154 meter dan 135 meter.

Pembangunan JUT ini juga selaras dengan peraturan menteri keuangan nomor 201 tahun 2022 tentang pengelolaan dana desa.

Yakni, keberpihakan pengelolaan dana desa berbasis pertanian sebesar 20 persen untuk pengembangan pertanian.

’’Kalau jalannya bagus, biaya yang dikeluarkan petani juga bisa ditekan,’’ tegasnya.

Bayangkan, kata Imam, saat jalan masih rusak, selain kendaraan truk tak bisa masuk ke kawasan pertanian, ongkos angkut hasil pertanian juga membengkak karena harus membayar orang Rp 10 ribu per sak untuk mengeluarkan hasil panennya.

Itu pun harus dilakukan orang ahli karena kondisi jalan yang berlumpur.

’’Pembangunan JUT ini langsung diraskan warga. Akses pertanian lancar, petani juga tidak perlu susah-sudah saat mengeluarkan hasil panen,’’ tuturnya.

Selain pemerataan pembangunan, semangat Pemdes Mojodowo membangun JUT tak lain bagian dari upaya mensupport ketahanan pangan di desa.

Apalagi, Imam menyadari jika pembangunan sektor pertanian juga sangat bergantung pada wilayah pedesaan.

’’Artinya, desa itu menjadi ujung tombak menjaga kedaulatan pangan, untuk itu, kami harus memberi support kepada para petani agar memapu menjaga dan meningkatkan produktivitas pertaniannya,’’ jelasnya. (ori/fen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *