Kembang DesaPotensiWisata

Lingkungan Asri, Desa di Ngoro Mojokerto Ini Manfaatkan Panorama Penanggungan untuk Arena CFD

×

Lingkungan Asri, Desa di Ngoro Mojokerto Ini Manfaatkan Panorama Penanggungan untuk Arena CFD

Sebarkan artikel ini
far kelana desa Ngoro 2
ASRI: Jalan Ngoro Kontrak yang menghubungkan Desa Ngoro dengan kawasan industri akan dimanfaatkan untuk arena Car Free Day.

KEMBANGDESA, ID – Keindahan panorama Gunung Penanggungan membuat Desa/Kecamatan Ngoro Kabupaten Mojokerto kerap dijadikan jujukan favorit para pelancong dari luar Mojokerto.

Termasuk para pekerja di Ngoro Industri Persada yang memanfaatkan waktu libur untuk menikmati indah dan asrinya suasana pedesaan dan pegunungan.

Nah, peluang tersebut yang tak disia-siakan pemerintah desa (pemdes) Ngoro untuk bisa meningkatkan perekonomian warganya.

Salah satunya menggelar kegiatan massal bertajuk car free day (CFD).

Yang akan memanfaatkan ruas jalan Ngoro Kontrak sebagai arena olahraga dan tempat wisata asyik setiap akhir pekan mulai bulan depan.

Dengan ajang tersebut, warga tidak sekadar terhibur dengan bermacam kegiatan yang diselenggarakan.

Tapi juga bisa memanfaatkannya untuk mengembangkan beragam usaha yang digeluti demi peningkatan taraf ekonominya.

’’Spot yang paling bagus dan sering dijadikan jujugan foto-foto adalah Jalan Ngoro Kontrak yang menghubungkan Desa Ngoro dengan Kawasan Industri. Dalam waktu dekat kami manfaatkan untuk pusat kuliner sekaligus ajang Car Free Day,’’ terang Kades Ngoro, Suryo Prihatono.

Dipilihnya jalan Ngoro Kontrak, diakui Anton, sapaan akrabnya karena panorama yang disuguhkan cukup memanjakan mata.

Hijaunya hamparan sawah dan hutan Gunung Penanggungan menjadi nilai tawar dalam menarik kunjungan wisatawan.

Selain itu, luas dan lebarnya jalan juga dapat menampung ribuan pengunjung.’’Tahun 2022 kemarin sempat kami uji coba dengan menggelar pasar minggu, namun belum dijadikan car free day (CFD). Kedepan, kami adakan CFD tanpa ada kendaraan yang melintas. Lebar jalannya sampai 5 meter, sangat cukup untuk menampung warga dan pedagang,’’ tambahnya.

Saat ini, Anton sudah mengumpulkan tak kurang 50 pelaku UMKM yang siap mengisi ruang kosong di CFD nanti.

Sebagian besar adalah pelaku usaha makanan dan minuman yang mengandalkan kearifan lokal.

Untuk pengelolaan, pemdes akan menyerahkan sepenuhnya ke Karang Taruna dan BUMDes.

Dengan ajang itu, Anton berharap ada nilai ekonomi yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh warganya.

’’Pengelolaan kami serahkan ke anak-anak muda agar semua berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi dan wisata,’’ pungkasnya. (far/fen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *