WisataKembang DesaPemerintahanPotensi

Keren! Desa di Kecamatan Pacet, Mojokerto Ini Jadi Desa Percontohan lewat Bernah De Vallei

×

Keren! Desa di Kecamatan Pacet, Mojokerto Ini Jadi Desa Percontohan lewat Bernah De Vallei

Sebarkan artikel ini
vad kelana kembangbelor1
PERINTIS: Kades Kembangbelor Muktar Efendi (kanan) bersama Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah KH Asep Saifuddin Chalim meninjau Wana Wisata Bernah De Vallei.

KelanaDesa.id – Pemerintah Desa (pemdes) Kembangbelor, Kecamatan Pacet, tak ingin menyia-nyiakan potensi wisata di wilayahnya.

Lewat wana wisata yang didirikan, perlahan nama Desa Kembangbelor kian menggaung di kancah nasional.

Hingga, salah satu dari 20 desa di Kecamatan Pacet ini digadang-gadang menjadi salah satu desa percontohan nasional.

Kepala Desa (Kades) Kembangbelor Muktar Efendi menerangkan, potensi wisata yang ada di kawasan lereng Gunung Welirang ini telah ditangkap pemdes dan masyarakat sejak lama.

Menggandeng Perum Perhutani, hal tersebut diwujudkan lewat berdirinya wana wisata Bernah De Vallei pada 28 Desember 2020 lalu.

”Bernah De Vallei ini bukan di bawah naungan desa. Justru, desa mendorong masyarakat untuk swadaya mendirikan dan mengelola wisata ini. Tanpa ada dukungan anggaran dari APBDes, APBD, maupun APBN,” ungkapnya.

Dijelaskannya, sebanyak 1382 orang kini tercatat sebagai pemilik saham wana wisata tersebut.

Ya, Bernah De Vallei didirikan dengan konsep sistem profit sharing. Sehingga, pengelolaannya bisa berjalan dengan maksimal meski tanpa intervensi pemerintah.

”Mayoritas sahamnya milik warga Kembangbelor sendiri, jadi murni dari masyarakat untuk masyarakat,” sebut Muktar.

Tak pelak, sejumlah wahana di atas lahan hutan produktif seluas hampir 20 hektare tersebut bisa diakses pengunjung dengan tiket yang relatif murah.

Baik dari kolam renang, camping ground, outbound hingga penginapan berkonsep glamping.

Dengan pesona alam khas kawasan lembah pegunungan, destinasi wisata ini pun semakin dikenal hingga luar daerah.

”Secara umum, kami libatkan masyarakat hingga seluruh lembaga desa (Kembangbelor) menjadi satu wadah untuk mengelola (wisata) ini. Jangan sampai ada wisata dikelola investor tapi masyarakat sekitar hanya jadi penonton saja,” paparnya.

Seiring berjalannya waktu, konsep pengelolaan yang diusung kian diseriusi. Hingga, desa dengan tiga dusun ini digadang-gadang menjadi desa percontohan tingkat nasional.

Alhamdulillah, di Mojokerto Kembangbelor yang mengawali menuju desa percontohan. Ini juga pernah disinggung Ibu Khofifah kalau di Jawa Timur ada Desa Kembangbelor yang bisa mengembangkan wisata tanpa anggaran pemerintah,” tandas Muktar. (vad/ron)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *