PemerintahanKembang DesaPotensi

Pemdes Watesumpak, Kecamatan Trowulan Berdayakan Warga, Lestarikan Situs Bersejarah

×

Pemdes Watesumpak, Kecamatan Trowulan Berdayakan Warga, Lestarikan Situs Bersejarah

Sebarkan artikel ini
adi kelana desa 2 scaled
DIRAWAT: Situs Empu Supo di Dusun/Desa Watesumpak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, yang diyakin sebagai petilasan ahli pusaka era Majapahit.

KembangDesa.id – Desa Watesumpak kaya akan cagar budaya dan situs peninggalan kerajaan Majapahit.

Di samping berfokus melestarikan objek bersejarah, pemerintah desa di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, itu terus berupaya memberdayakan warganya.

Di antaranya dengan meningkatkan perekonomian pelaku UMKM hingga petani.

Cagar budaya di Desa Watesumpak yang dikenal dan terus diteliti antara lain Situs Watesumpak.

Di area yang disinyalir sebagai candi dan bekas permukiman bangsawan Majapahit itu ditemukan struktur kuno dan artefak seperti genting, ukel, keramik, hingga tengkorak manusia dari zaman kolonial.

Watesumpak termasuk wilayah yang diyakini bagian dari Ibu Kota Majapahit atau Wilwatikta.

Selain cagar budaya yang telah dieskavasi, di Dusun Watesumpak terdapat petilasan Empu Supo.

Situs di tengah makam umum tersebut berupa pendapa dan struktur bata merah yang tertata melingkar.

Situs ini diyakini sebagai tempat tinggal pembuat pusaka atau ahli pandai besi dari era Majapahit.

’’Di tengah permukiman warga Dusun Jatisumber juga ada situs petirtaan, ada pohon jati mengeluarkan air. Itu kami lestarikan terus,’’ ungkap Sekretaris Desa Watesumpak Dadang Dwi Ardyanto.

Tak hanya melestarikan situs bersejarah, pemdes juga terus memberdayakan warganya melalui berbagai program dan kebijakan.

Terhadap pelaku UMKM, pihak desa membeli produk mereka untuk berbagai kegiatan.

Jenis UMKM itu seperti perajin tempe, keripik gedang, dan kue.

’’Kita memang fokus untuk memberdayakan warga sendiri, dan pembayaran ini secara non-tunai. Merek kita ajak ke bank, dan langsung kita transfer ke rekening mereka. Itu sesuai aturan 2024,’’ bebernya.

Penduduk desa dengan lima dusun itu mayoritas bekerja sebagai petani dan pemahat patung.

Upaya mendukung pertanian dilakukan dengan membangun prasarana jalan usaha tani serta normalisasi saluran irigasi.

Sebelumnya, jalan penghubung antardesa juga tuntas dibangun dengan dana BK Desa.

’’Warga yang bergerak di perikanan juga banyak,’’ imbuh dia.

Terkait dengan pelayanan warga, tim kader PPK desa juga rutin melakukan kegiatan penanganan stunting.

Tim turun ke rumah warga untuk kontrol kesehatan dan menyerahkan konsumsi bergizi. (adi/fen)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *